Meski Kerja Serabutan, Nenek Rubes Rela Melepas Bantuan PKH
Redaktur: ME. Bijo Dirajo
BANYUMAS — Di saat banyak masyarakat yang berebut untuk mendapatkan berbagai macam bantuan dari pemerintah, bahkan sampai rela rumahnya dilabeli ‘keluarga miskin’, Nenek Rubes yang hanya pekerja serabutan dan rumahnya hanya berlantai semen sekedarnya ini, justru memilih untuk melepas bantuan Program Keluarga Harapan (PKH).
Nenek berusia 60 tahun, warga Desa Kracak, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas ini mengaku malu jika dirinya masih menikmati bantuan dari pemerintah, sementara ada tetangganya yang kondisinya jauh lebih membutuhkan tidak menerima bantuan. Sementara ia hanya hidup bersama suami dan anak-anaknya sudah menikah semua.
“Saya sudah tidak punya tanggungan anak, jadi penghasilan suami yang hanya bekerja serabutan, sudah cukup untuk makan kami berdua. Terkadang saya juga ikut membantu suami kerja serabutan,” tuturnya, Senin (30/9.2019).
Meskipun rumahnya masih sangat sederhana dan sebenarnya masuk dalam kriteria penerima bantuan PKH, namun sang nenek memilih tetap mundur. Menurutnya, ia sudah menerima bantuan PKH sejak tahun 2013, sehingga sudah enam tahun ia dan keluarga menikmati bantuan PKH sebesar Rp 550.000 per tahun.
“Sudah lama menerima bantuan, jadi sekarang lebih baik gantian dengan yang lebih membutuhkan, yang masih mempunyai tanggungan anak-anak sekolah,” katanya.
Di usianya yang sudah tidak muda lagi, Nenek Rubes mengaku masih sanggup untuk bekerja. Terkadang jika ada tetangga yang membutuhkan bantuannya untuk bersih-bersih rumah atau membantu memasak, ia dengan sigap langsung menyanggupinya. Berapapun upah yang diberikan, diterimanya dengan penuh rasa syukur.