Pertahankan Produksi, PHM Kembangkan Teknologi Pengeboran
Editor: Mahadeva
BALIKPAPAN – Untuk mempertahankan produksi-nya, PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), menghadirkan teknologi tepat guna, untuk memproduksi minyak dan gas bumi.
Produksi dilakukan di berbagai reservoir kecil, yang banyak jumlahnya. Mekanisme produksi dilakukan dengan biaya serendah-rendahnya. General Manager PHM, John Anis, memaparkan, para engineer kini terus mengembangkan teknik dan metode yang aman untuk kegiatan tersebut.
Upayanya, untuk menghasilkan gas di zona-zona dangkal, yang sebelumnya dinilai berbahaya untuk diproduksi, atau dinamakan Shallow Gas Development. Upaya tersebut, mencapai tingkat keberhasilan yang baik, karena telah dibor lebih dari 200 sumur di zona dangkal. Kegiatan tersebut tercatat, berlangsung tanpa ada insiden apa-pun. Ke depan, Shallow Gas Development, yang telah sukses di kawasan rawa-rawa (swamp area) akan dikembangkan juga ke lapangan-lapangan yang ada di lepas pantai (offshore).
“PHM juga merencanakan penerapan metode pengeboran High Pressure High Temperature (HPHT) di lapangan Tunu pada 2020. Untuk itu, terus dibuat perencanaan dan arsitektur pengeboran yang khusus dan seksama, karena kegiatan pengeboran nantinya akan menghadapi tantangan tekanan reservoir yang tinggi (lebih dari 13.000 Psia) dan suhu gas yang sangat panas (lebih dari 160 derajat celcius),” jelasnya Jumat (6/9/2019).
Tantangan selanjutnya adalah, bagaimana mengintegrasikan produksi dari sumur-sumur HPHT itu dengan fasilitas produksi yang sudah ada. Karena, teknologinya tidak dirancang untuk produksi gas yang menggunakan teknologi HPHT.
Selain itu, para ahli perminyakan di PHM juga telah mengembangkan arsitektur sumur yang lebih sederhana (light architecture), sehingga mampu mempercepat pengeboran sumur-sumur baru. Sejumlah rekor pernah dicapai, yakni menyelesaikan pengeboran sumur gas dalam 3,4 hari, dan sumur minyak hanya dalam tempo 4,98 hari di Lapangan Handil.