Pesisir Selatan Belum Bebas BAB di Sungai
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
PESISIR SELATAN – Daerah Pesisir Selatan, Sumatera Barat, merupakan salah daerah yang masih terdapat kondisi masyarakat belum memiliki jamban (WC). Artinya, kebiasaan buang air besar ke sungai, masih ada di derah ujung selatan Sumatera Barat ini.
Bupati Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Hendrajoni, menginstruksikan seluruh Wali Nagari (Kepala Desa) di daerah tersebut agar mengalokasikan dana desa untuk membangun jamban (WC), bagi rumah tangga yang tergolog kurang mampu.
“Perlu ada upaya serius untuk menangani hal ini. Jadi saya minta kepada seluruh wali nagari segera lakukan pendataan rumah tangga yang belum memiliki jamban. Kemudian alokasikan anggarannya untuk membangun jamban tersebut,” katanya, Jumat (13/9/2019).
Menurutnya, dengan adanya dana desa yang cukup besar, maka akan dapat membereskan persoalan ketiadaan jamban di masing-masing rumah masyarakat tersebut. Bahkan pihaknya bertekad menjadikan Kabupaten Pesisir Selatan bebas dari buang air besar sembarangan (Stop BABS) pada 2020 mendatang.
“Kami bertekad seluruh rumah tangga di Pessel pada 2020 mendatang sudah memiliki akses jamban yang layak,” ujarnya.
Upaya penyelesaikan persoalan tersebut, sangat perlu dukungan dari masing-masing nagari/desa yakni membangun jamban keluarga secara masif pada 182 nagari yang ada di Pesisir Selatan.
Apalagi Pesisir Selatan merupakan daerah yang karakter masyarakatnya masih berpikir buang air tidak harus punya WC, hal ini juga membuat belum adanya upaya masyarakat membuat jamban di masing-masing rumahnya.
“Sebenarnya, jika masyarakat itu mau hidup lebih baik tanpa harus jamban sembarangan, bisa itu. Kan tinggal gali lobang, buat tempat BAB-nya, beres itu. Nah sekarang pola pikir masyarkat itu belum seperti yang saya pikirkan. Terutama yang tinggal di kawasan daerah sungai, maka sungai jadi tempat BAB,” ungkapnya.