Pesisir Selatan Belum Bebas BAB di Sungai
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Pesisir Selatan, dr. Satria Wibawa, mengatakan, selain perlu adanya pembangunan jamban, perlu juga adanya sosialisasi untuk memberikan pemahanan kepada masyarakat, terkait pentingnya memiliki WC di rumah.
Untuk itu, kepada petugas di seluruh Puskesmas perlu juga memberikan pemahaman tersebut, kepada masyarakat sekitarnya.
Ia menyebutkan, jika melihat pada data aplikasi online Smart STBM yang dilaporkan oleh Sanitarian Puskesmas pada Kementerian Kesehatan RI, capaian Kabupaten Pesisir Selatan, 85,50 persen dengan rincian 49 nagari sudah 100 persen Stop Buang Air Besar Sembarangan.
88 nagari sudah mempunyai akses jamban, 75-99 persen, 39 nagari sudah mempunyai akses jamban 50-74 persen, dan 6 nagari akses jamban di bawah 50 persen.
“Dinkes berharap betul kepada seluruh nagari bisa stop buang air besar sembarangan, dengan cara membuat jamban, akan membuat hidup sehat. Padahal jika dihitung untuk membuat jamban tersebut, sangat murah dan bahkan telah dinyatakan memenuhi standar kesehatan, yakni hanya dengan uang Rp600 ribu jamban satu keluarga,” sebutnya.
Menurutnya, dengan adanya target 2020 seluruh nagari/desa di Sumatera Barat bebas dari buang air besar sembarangan, maka kepada masyarakat diharapkan kerjasamanya, dan mengubah pola pikir bahwa WC di dalam rumah itu amatlah penting.