Tiap Desa di Sumbar Diminta Aktif Cegah LGBT
Editor: Koko Triarko
PADANG – Pemerintah Provinsi Sumatra Barat makin merasa geram dengan tindakan penyakit masyarakat, lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LBGT). Apalagi, belum lama ini masyarakat di Kota Padang menggrebek sebuah rumah, dan seorang oknum dosen pria dan mahasiswa melakukan tindakan asusila sesama jenis.
Wakil Gubernur Sumatra Barat, Nasrul Abit, mengatakan, pengaruh LGBT di Sumatra Barat makin meluas. Sebelumnya, dirinya menyatakan mengusir LGBT untuk keluar dari Sumatra Barat, jumlahnya tidaklah sampai seribu orang. Namun dengan adanya pernyataan perang itu, sampai saat ini Nasrul mengklaim jumlah LGBT telah mencapai puluhan ribu orang.
“Saya selalu berkoordinasi dengan berbagai dokter yang menemukan adanya pasien yang terlibat LGBT itu. Nyatanya, kini makin hari jumlah makin berkembang. Saya jujur marah dengan mental masyarakat, terutama untuk para muda-mudi ini, kenapa mau melakukan itu?” tegasnya, dalam Rakor Wali Nagari atau Kepala Desa se-Sumatra Barat di Padang, Selasa (3/9/2019).
Menurutnya, hal yang perlu dilakukan saat ini ialah merangkul para pemuda mulai dari nagari/desa. Pemerintah Nagari/Desa memberikan sosialisasi dan pemahaman kepada para pemuda tentang bahaya LGBT tersebut. Apalagi, sebelumnya hal ini juga telah dilakukan Pemerintah Nagari/Desa tentang narkoba, yang juga melibatkan pemuda untuk menjadi benteng dari pengaruh narkoba.
Untuk itu, Nasrul meminta kepada seluruh Wali Nagari di Sumatra Barat, melakukan pertemuan dengan pemuda-pemudi untuk membahas tentang memutus rantai pengaruh LGBT, mulai dari nagari/desa. Hal tersebut dianggap perlu, sehingga bila nanti mereka pergi ke kota untuk menuntut ilmu atau merantau, tidak terpengaruh oleh LGBT tersebut.