TMII Edukasi Nilai Tradisi melalui Ruwatan Massal
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
JAKARTA – Taman Mini Indonesia Indah (TMII) sebagai wahana edukasi berkomitmen memberikan pemahaman budaya tradisi kepada anak-anak sejak dini. Salah satunya melalui gelaran ruwatan massal yang digelar di Museum Pusaka TMII.
Pelaksana Tugas Harian (Plh) Direktur Penelitian, Pengembangan dan Budaya TMII, Sigit Gunardjo mengatakan, ruwatan massal merupakan program rutin yang dilaksanakan TMII melalui Museum Pusaka.
Ruwatan yang dimaksud adalah kegiatan budaya bersifat ritual melalui pagelaran wayang kulit lakon Murwakala, yang dilakukan oleh dalang ruwat wayang purwa dilengkapi dengan sesajian khusus untuk pelaksanaan ruwatan.
Tujuan pelaksanaan ruwatan adalah usaha untuk melepaskan penderitaan dan membersihkan anak yang masuk golongan sukerto yang hidupnya selalu diintai bencana atau malapetaka.
Untuk melepaskan penderitaan tersebut, maka kata Sigit, bagi yang mempercayai budaya Jawa, maka anak tersebut harus diruwat melalui pagelaran wayang kulit cerita Murwakala dengan dalang ruwat.
“Jadi intinya, ruwatan itu untuk membersihkan diri dari sial. Kalau orang Jawa, biasanya percaya hal-hal yang membawa sial. Nah, supaya sial itu tidak mengidap di tubuh kita, tradisi ruwatan itulah yang dijadikan sebagai sarana untuk membersihkan diri kita,” kata Sigit kepada Cendana News ditemui usai acara ruwatan massal di Museum Pusaka TMII, Jakarta, Sabtu (7/9/2019).
Museum Pusaka TMI menyelenggarakam ruwatan massal ini dalam rangka memperingati Tahun Baru Islam 1 Muharram 1441 Hijriyah atau 1 Suro 1953.
Terkait penetapan tanggal pelaksanaan ruwatan massal, Sigit mengatakan, lazimnya di bulan Suro atau 1 Muharram memang selalu digelar ruwatan. Namun tanggalnya disesuaikan dengan liburan keluarga.