Hamil di Usia Dini Berisiko Bayi Lahir Prematur

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

MAUMERE – Pernikahan di usia dini masih sering terjadi pada anak-anak perempuan di Kabupaten Sikka terutama yang tinggal di desa dan tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi atau anak putus sekolah.

Padahal, Dinas Kesehatan (Dinkes) maupun Dinas Pemberdayaan Perempuan, Keluarga Berencana, Perlindungan Perempuan dan Anak (Dinas PPKBPPA) selalu melakukan sosialisasi ke kampung-kampung terkait dampak kesehatan bagi wanita yang menikah di usia remaja.

“Bila mengandung di usia sangat muda atau remaja, dapat meningkatkan risiko kesehatan pada wanita dan bayinya. Ini yang belum dipahami remaja di pedalaman Sikka,” kata dr. Maria BS Nenu, kepala dinas PPKBPPA kabupaten Sikka, Jumat (4/10/2019).

Dikatakan Maria, hal ini terjadi karena tubuh belum siap untuk hamil dan melahirkan. Tubuh remaja sebutnya, masih mengalami pertumbuhan dan perkembangan sehingga bila mengandung maka akan mengganggu pertumbuhan.

Hamil di usia sangat muda pun tambah Maria, menyebabkan risiko tekanan darah meningkat.

Wanita yang hamil saat remaja ujarnya, bisa saja menderita preeklampsia, sebuah komplikasi pada kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan tanda-tanda kerusakan organ seperti ginjal.

“Hamil di usia remaja juga dapat menyebabkan anemia atau kekurangan zat besi. Maka ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi tablet tambah darah secara rutin,” ungkapnya.

Selain itu, lanjut mantan kepala dinas Kesehatan kabupaten Sikka ini, hamil di usia remaja dapat mengakibatkan bayi lahir prematur dan Berat Badan Lahir rendah (BBLR).

Bayi yang lahir prematur sambung Maria, sangat berisiko menderita gangguan sistem pernapasan, pencernaan, penglihatan, kognitif, dan masalah lainnya.

Lihat juga...