ICA 2019 di Bali Bahas Tantangan Era ‘Society 5.0’

NUSA DUA – Kegiatan “International Communication Association (ICA) 2019” membahas perkembangan pesat teknologi digital, khususnya kemajuan teknologi artificial intelligence, big data, dan internet of things, yang kian pesat dan memunculkan masyarakat 5.0 (Society 5.0). Namun pada saat yang sama, melahirkan kegagapan masyarakat dunia terhadap pengaruhnya yang luar biasa.

“Kemunculan Society 5.0 memang merupakan implikasi dari perkembangan pesat revolusi industri 4.0, yang telah mengubah tatanan industri konvensional ke digital secara eksponensial,” kata Ketua Steering Committee ICA Regional Conference 2019, Dr. Dorien Kartikawangi, di BNDCC Nusa Dua, Bali, Rabu (16/10/2019).

Ia mengatakan, konferensi komunikasi internasional mengusung tema “Searching for the Next Level of Human Communication: Human, Social, and Neuro (Society 5.0)”, dan akan membahas sejauh mana tantangan, risiko dan peluang yang muncul bisa disikapi dengan baik oleh masyarakat dunia, tidak saja di negara-negara barat, tetapi juga masyarakat di belahan timur dunia.

Kartikawangi mengatakan, tidak saja mengubah apa yang normal menjadi baru, tetapi juga mengubah sikap masyarakat. Kondisi ini memunculkan kegagapan pada masyarakat dunia terhadap kondisi tersebut, khususnya pertanyaan ke mana arah masyarakat di masa depan.

Dikatakan, pengaruhnya yang luar biasa sudah terlihat dan dirasakan di tengah-tengah kehidupan masyarakat, baik positif maupun negatif. Mulai dari perubahan cepat di sektor pendidikan, ekonomi, komunikasi, bisnis, dan dunia medis hingga sektor transportasi.

“Namun pada saat yang sama, sisi negatif juga membayangi dengan amat kuat. Contohnya keberadaan bioteknologi yang melanggar etika, Artificial Intelligence (AI) menyebabkan kehilangan pekerjaan, Sosmed yang menyebabkan cyber bullying dan berita-berita menghasut, bahkan organisasi bisa mati karena gagal beradaptasi, dan meluasnya cybercrime di dunia,” ujarnya.

Lihat juga...