INDEF: Dampak Perang Dagang AS-Cina Masih Jadi Tantangan Kabinet Baru
Selain pangan, kenaikan harga juga dialami oleh harga pakaian. Besarnya kenaikan harga tentu menekan permintaan domestik.
“Melambatnya perekonomian Cina bisa menjadi pertanda yang tidak cukup menggembirakan bagi perdagangan Indonesia,” imbuhnya.
Dia mengatakan, mitra dagang terbesar Indonesia adalah Cina dengan total perdagangan mencapai US$ 45,9 miliar sepanjang Januari hingga Agustus 2019.
Cina juga menjadi negara tujuan ekspor terbesar asal Indonesia mencapai US$ 17,2 miliar. Komoditas yang diekspor pun juga memiliki kontribusi terbesar terhadap ekspor secara keseluruhan. Seperti CPO, batu bara, besi dan baja, bijih tembaga dan produk dari kayu.
Beberapa komoditas tersebut rentan mengalami pelemahan dalam lima tahun ini, akibat melemahnya permintaan dari Cina.
Besarnya porsi perekonomian Indonesia ditopang oleh komoditas CPO. Jika terjadi penurunan permintaan dari pembeli terbesar seperti Cina, maka dipastikan perekonomian Indonesia akan melemah.
Upaya mencegah hal itu, tentu perlu menjadi fokus lintas kementerian. Meski Presiden Jokowi mengatakan perlu adanya upaya kerja sama dan meredam kampanye negatif sawit. Tetapi, juga Indonesia perlu mendorong sawit berkelanjutan di dalam negeri.
“Saya rasa upaya ini cukup banyak, ambil contoh bagaimana kita perlu peran lembaga keuangan dalam mendorong agar perusahaan sawit menerapkan prinsip NDPE (no deforestation, no peat, no exploitation). Jika terbukti melanggar, tidak diberikan pinjaman modal,” tukas Andry.
Dia juga menegaskan, komoditas batu bara sudah terkena imbasnya. Saat ini, harga batu bara acuan anjlok, terendah dalam tiga tahun sebesar 64,8 ton.