Jelang Pelantikan Presiden, Masyarakat Diminta Jauhi Hoaks
JAKARTA – Masyarakat diimbau, untuk menjauhi hoaks, menjelang pelantikan presiden terpilih Pemilu 2019, pada 20 Oktober mendatang.
“Saya berharap kita punya presiden yang mau dilantik kita dukung, ngapain bikin hoaks juga. Lebih baik kita bersatu,” ujar Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.
Rudiantara menyebut, hoaks ada yang bersifat disinformasi, ada pula yang memprovokasi, menghasut, bahkan mengadu domba. “Kalau hoaks setiap hari ada dan tiap hari juga kita pantau,” tandasnya.
Terkait dengan hoaks yang menyebar ketika unjuk rasa terjadi pada akhir September lalu, Rudiantara mengatakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah melakukan take down ratusan ribu URL.
URl tersebut digunakan untuk menyebarkan hoaks atau kabar bohong. “Pada puncaknya, sehari 270 ribu lebih itu paling tinggi. Tanggal 25 September itu paling tinggi 270 ribu lebih URL yang dipakai untuk menyebar hoaks,” ujar Rudiantara.
Saat ditanya apakah Kominfo akan melakukan kontrol atau pembatasan akses internet untuk mengantisipasi penyebaran hoaks saat pelantikan presiden nanti, Rudiantara memilih tidak mau berandai-andai. “Kita berfikirnya positif. Kita jangan berandai-andai terus,” tandasnya.
Mengenai buzzer, tidak ada yang salah dengan buzzer, sebab di undang-undang tidak ada larangan menjadi buzzer. Namun yang dilarang adalah, kontennya yang melanggar undang-undang. (Ant)