Karhutla Masih Mengancam di Lampung Timur

Redaktur: ME. Bijo Dirajo

LAMPUNG — Musim kemarau yang belum usai mengakibatkan potensi kebakaran masih terjadi di sejumlah titik kawasan di Lampung Timur (Lamtim), salah satunya di Taman Nasional Way Kambas (TNWK).

Mufrodi, salah satu anggota komunitas Gerakan Pemuda Pecinta Alam (GPPA) Lamtim menyebutkan, penyebab terebesar karhutla, akibat ulah oknum tak bertanggungjawab. Lahan seluas 1.300 hektare persegi tempat konservasi Gajah (Elephas maximus sumatrensis) dan satwa langka lain tersebut saat kemarau sering terbakar karena sengaja dibakar.

Mufrodi dan sejumlah relawan meyakini investigasi tersebut 90 persen kebakaran akibat kesengajaan. Usai karhutla di sejumlah sektor, setelah rumput dan ilalang tumbuh subur. Setelah itu ratusan alat jebakan Kijang, Babi, burung dan satwa lain kerap ditemukan.

Tim Manggala Agni, TNI, Polri, Mitra Polisi Kehutanan, GPPA dan sejumlah relawan harus bergerak cepat memadamkan api. Terakhir karhutla cukup luas terjadi pada Minggu (29/9) dengan area terbakar mencapai 200 hektare.

“Kebakaran hingga mencapai 5 titik terjadi pada sektor Margahayu. Sementara titik lain yang juga terbakar pada seksi 3 Kuala Penet. Karhutla yang terjadi sporadis dan ada di sejumlah titik menjadi kendala pemadaman,” ungkap Mufrodi saat dikonfirmasi Cendana News, Rabu (2/10/2019).

Kegiatan pemadaman api Karhutla di TNWK disebutnya merupakan panggilan hati. Sebab di kawasan tersebut hidup beragam spesies satwa langka yang nyaris punah.

Berbekal alat sapu bara dengan semprotan air ia dan relawan lain menyapu sejumlah titik. Sering kali ia menemukan hewan jenis siput, ular, telur burung terbakar.

Lihat juga...