Kebakaran di Rinjani Mencapai 6.000 Hektare
Editor: Mahadeva
LOMBOK – Hasil pantauan petugas Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Nusa Tenggara Barat (NTB), hingga Rabu (23/10/2019), luas lahan kawasan hutan yang terbakar di Gunung Rinjai mencapai 6.965,3 hektare.
“Sejak kebakaran melanda Rinjani pada 19 sampai 23 Oktober, berdasarkan kompilasi data dan satelit sentinel-2, luasan lahan yang terbakar mencapai 6.965,3 hektare,” kata Kepala Balai TNGR, Dedy Asriady, Rabu (23/10/2019).
Luasan tersebut terdiri dari, kawasan Anyar seluas 1.282,4 hektare, Senaru 1.699,6 hektare, Sembalun 2.206,61 hektare, Santong 61,3 hektare, HPT Santong 805,39 hektare, Aikmel 110 hektare dan Kembang Kuning 800 hektare. Cepat meluasnya lahan yang terbakar, selain karena kondisi topografi yaitu, areal yang terbakar cenderung terjal dan curam. Kondisinya sulit dijangkau oleh tim. Sementara, kecepatan angin relatif tinggi sehingga kebakaran meluas dengan cepat.
“Kondisi cuaca yang memang sangat panas, dengan tumbuhan di kawasan pegunungan mudah terbakar seperti rumput savana, alang-alang, dedaunan kering, termasuk pepohon tumbang akibat tiupan angin dan terbakar sehingga membahayakan dan menyulitkan tim melakukan pemadaman, kurangnya ketersediaan sumber air di lokasi kebakaran,” jelasnya.
Sampai saat ini, lokasi yang berhasil dipadamkan antara lain wilayah kerja Resort Sembalun, Jempong Borok, Plawangan Sembalun, Pos II-Pos I jalur pendakian Sembalun. Wilayah kerja Resort Aikmel, Dijarankukus, Timbaturis, Gunung Sambil, sebelah Timur Cemara Rompes, Tombong Rae Dongkalan Sarigata, Hutan Sebau. Wilayah kerja Resort Anyar, antara lain Sampurarung-Marung Meniris. Wilayah kerja Resort Santong, meliputi Gunung Malang, Wilayah kerja Resort Senaru meliputi Pos II-Pos III Jalur pendakian Senaru.