Kemarau Dimanfaatkan Warga Lamsel Awetkan Bahan Pangan

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Selain singkong bahan makanan yang diawetkan diantaranya cabai merah. Mursinah, warga Desa Kelaten menyebut mengawetkan cabai merah dengan penjemuran. Tingkat rasa pedas cabai merah disebutnya tidak berubah dengan cara dijemur.

Mursinah, warga Desa Kelaten Kecamatan Penengahan Lampung Selatan memetik cabai merah yang sebagian dikeringkan untuk proses pengawetan, Rabu (2/10/2019) – Foto: Henk Widi

Namun dengan pengeringan ia bisa mengawetkan cabai merah hingga enam bulan. Cabai akan direbus saat digunakan sehingga menghemat pembelian cabai.

“Saat cabai melimpah daripada membusuk di batang lebih baik diawetkan dan disimpan pada toples,” ujar Mursinah.

Pengawetan bahan pangan jenis ikan dilakukan oleh wanita nelayan di Muara Piluk Bakauheni. Solong, mengaku mengawetkan teri dengan penjemuran selama dua hari. Teri tanpa direbus dan diberi garam menghasilkan ikan yang lebih nikmat.

Meski daya simpan lebih pendek daripada yang diberi garam namun ikan teri tawar bisa bertahan selama empat bulan.

“Saya awetkan ikan teri dan ikan lain tanpa garam atau tawar lebih banyak diminati pelanggan,” ungkap Solong.

Ia menyebut pengawetan teri dengan teknik pengeringan menjaga daya tahan bahan makanan laut. Selain teri sejumlah wanita nelayan juga menjemur ikan asin untuk diawetkan. Penyimpanan dengan cara yang benar bisa menjadi cadangan makanan saat paceklik hasil panenan.

Sebab ikan basah hanya bertahan maksimal beberapa hari sementara dengan dijemur bisa bertahan berbulan-bulan. Cadangan makanan tersebut membuat wanita nelayan bisa berhemat.

Lihat juga...