Komunitas Literasi SMPN1 Lewolema Belajar Menulis di Hutan Mangrove
Redaktur: ME. Bijo Dirajo
LARANTUKA — Komunitas Literasi SMPN 1 Lewolema selalu punya cara unik menghidupkan Gerakan Literasi Sekolah dengan mengusung gerakan literasi di alam terbuka. Setiap pekan, pada Selasa sore, komunitas literasi di bawah asuhan Maksimus Masan Kian ini, aktif menggelar kegiatan dari satu pantai ke pantai lain, di kebun, juga di halaman rumah warga.
Dalam rangkaian mengisi bulan bahasa 2019, Komunitas Literasi SMPN 1 Lewolema mengawalinya dengan memusatkan kegiatan pendampingan menulis di kebun mangrove.
“Kegiatan ini melibatkan sedikitnya 35 anggota komunitas. Mereka mengunjungi kebun mangrove di Dusun Welo, Desa Painapang, Kecamatan Lewolema, yang tidak jauh dari sekolah kami,” kata Maskimus Masan Kian,pengasuh gerakan literasi di SMPN1 Lewolema, Selasa (8/10/2019).
Kegiatan literasi di hutan mangrove kata Maksi sapaannya, selain memantik inspirasi menulis dengan obyek alam, juga mendorong anak untuk melakukan observasi terhadap pertumbuhan dan manfaat.
Jika pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) anak dikenalkan pada buku mata pelajaran, sebutnya, kegiatan literasi di alam terbuka secara langsung dapat mengenalkan anak pertumbuhan dan perkembangan mangrove.
“Anak-anak secara bebas menentukan posisi duduk, dan secara mandiri menuliskan manfaat, dampak buruk tidak tumbuhnya di pantai dan menulis puisi tentang kecintaan akan tumbuhan mangrove,” ujarnya.
Para siswa pun nampak antusias menghasilkan karya tulis, kemudian membacakan di bawah rindangnya hutan mangrove.
Dengan polos mereka menuliskan betapa pentingnya manfaat mangrove, di antaranya sebagai penahan abrasi, memberi kesejukan di pesisir pantai, tempat berkembangbiaknya ikan -ikan kecil dan menahan badai.