Pedagang Gorengan di Lamsel Pertahankan Penggunaan Minyak Curah

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Aturan yang akan diberlakukan Kemendag pada 1 Januari 2020 mendatang menurutnya akan menyulitkan pedagang.

“Bagi pemilik usaha gorengan seperti saya tentunya sangat memberatkan, solusinya mengurangi ukuran kalau harga masih tetap sama,” paparnya.

Gorengan yang dijual menurutnya kerap digunakan sebagai tambahan menu soto ayam dan pecel. Rata-rata harga gorengan yang dijual Rp 1.000 saat memakai minyak goreng curah yang lebih murah.

Namun saat minyak goreng kemasan akan diberlakukan ia menyebut alternatif yang dipakai pedagang dengan memperkecil ukuran dan menaikkan harga. Ukuran yang diperkecil bisa dilakukan pada bakwan, molen, pisang serta pengurangan isian tahu.

Pedagang lain bernama Sumaini menyebut tidak ambil pusing rencana minyak goreng curah diberlakukan. Pemilik usaha kuliner di Jalan Lintas Timur Sumatera tersebut mengaku gorengan hanya menjadi salah satu kuliner yang dijual.

Sumaini, salah satu pedagang kuliner di Jalan lintas timur Sumatera masih menjual gorengan dengan harga tetap Rp1000 per buah tanpa terpengaruh rencana pelarangan minyak goreng curah pada tahun depan, Selasa (8/10/2019) – Foto: Henk Widi

Ia mengaku memakai minyak goreng curah untuk menggoreng ayam bahan pembuatan soto. Selain itu pisang, ubi jalar, singkong, pisang, tahu dan bakwan goreng juga disediakan olehnya.

“Kalau harus beli minyak goreng kemasan tidak masalah tapi harganya juga bisa disesuaikan agar pedagang kecil seperti kami masih tetap bisa beroperasi,” ungkap Sumaini.

Sumaini juga mengaku melakukan usaha berbagai jenis tidak terpaku pada gorengan. Ia menyebut menjual es kelapa muda, es buah dan menyediakan pecel serta soto ayam.

Lihat juga...