Pencaksilat Gagak Lawung, Pemersatu Budaya Jawa Barat

Editor: Mahadeva

BEKASI – Perguruan Silat Gagak Lawung, merupakan salah satu organisasi pemersatu budaya silat yang ada di wilayah Jawa Barat (Jabar).

Gagak Lawung memiliki arti sebagai pemersatu dari perbedaan jurus-jurus yang ada di padepokan pencak silat. “Gagak Lawung sendiri, sebagai pemersatu budaya silat di Jawa Barat yang terbentuk sekira 1980-an. Sejumlah pelestari silat berkumpul dan bersatu lagi hingga terbentuk lah perguruan Silat Gagak Lawung,” kata Daya Nurdin, Pelatih Perguruan Silat Gagak Lawung Kota Bekasi, kepada Cendana News, Minggu (6/10/2019).

Daya Nurdin, guru silat Gagak Lawung – Foto M Amin

Perguruan Gagak Lawung, Kota Bekasi setiap tahun selalu menggelar ujian kenaikan tingkat sabuk bagi anggotanya. Ujian dilaksanakan melalui gebyar, dengan tampilan yang diiringi musik tradisional. Biasanya, ujian dilaksanakan di Cibubur, tapi tahun ini mengambil lokasi Taman Limo, untuk suasana berbeda. Gagak Lawung, menganut silat ke Jawa Barat-an dengan berbagai jurus seperti jurus syahbandar, Cikalongan, Gagak Cakar, Gagak Lahir, Badikari, gagak sambar dan puncaknya adalah jurus gagak Lawung yang memiliki arti sebagai pemersatu.

Perguruan silat Gagak Lawung, juga mengajarkan jurus tunggal IPSI yang sudah menginternasional, sebagai jurus baku pencaksilat, kemudian jurus regu. Hal tersebut sebagai persiapan jika peserta ingin ikut bertanding diajang terbuka, dalam perlombaan tingkat daerah ataupun di event nasional. “Sekitar 80 persen jurus Gagak Lawung mengambil dari festival, gendang saron dan lainnya. 20 persen olahraga tanding teknik banting dan lainnya. Tapi kami tidak terlalu memaksakan untuk bertanding, kalau jenis festival, hanya jurus dengan menggunakan iringan musik tradisional,” ujar Daya.

Lihat juga...