Penggunaan Daun Pisang Minimalisir Sampah Plastik
Editor: Koko Triarko
LAMPUNG – Penggunaan daun pisang untuk meminimalisir kantong plastik, masih dipertahankan warga Lampung Selatan (Lamsel). Sejumlah wanita di Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan, memakai daun pisang untuk kemasan makanan.
Suparti, warga Desa Pasuruan, menyebut, daun pisang digunakan sebagai kemasan makanan karena mudah diperoleh dari kebun. Selain ramah lingkungan, daun pisang bisa memiliki nilai ekonomis karena bisa dijual.
Penggunaan daun pisang untuk pembungkus makanan menjadi tradisi yang masih dipertahankan. Pada pembuatan makanan tradisional berupa lambang sari, lemper, bugis, lupis dan lainnya, daun pisang masih digunakan.
Jenis daun pisang yang kerap dipakai mengemas makanan merupakan jenis pisang kepok. Memiliki tekstur yang kuat, daun pisang jenis kepok mudah dilipat dan dibentuk setelah proses penjemuran.
Warga yang memiliki pohon pisang Suparti kerap memakai daun pisang untuk sejumlah acara tradisional. Meski musim kemarau berimbas sejumlah tanaman pisang layu dan mati, warga mempertahankan pohon pisang untuk diambil bagian daunnya.

Selain bisa dimanfaatkan untuk keperluan pembuatan kue pada acara khusus, daun pisang bisa dijual dengan harga Rp10.000 per kilogram.
“Pemesan daun pisang dalam kondisi sudah dipisahkan dari pelepah, antara lain pedagang kuliner pecel, produsen tempe serta pembuat kue dengan permintaan mencapai puluhan kilogram tiga hari sekali,” ungkap Suparti, saat ditemui Cendana News, Selasa (8/10/2019).