Penguasa Irak Mencabut Larangan Keluar Rumah di Baghdad
BAGHDAD – Penguasa Irak, mencabut larangan keluar rumah yang sudah berlangsung beberapa hari di Baghdad pada Sabtu (5/10/2019).
Larangan tersebut telah ditentang oleh pemerotes anti-pemerintah. Tercatat dalam aksi penentangan tersebut, telah jatuh korban tewas. Data terbaru jumlahnya naik menjadi 72 orang dan ratusan orang menderita luka-luka.
Lalu lintas berlangsung normal melintasi ibu kota Irak dan jalan-jalan dan lapangan-lapangan utama relatif sepi. Rintangan beton menghalangi kawasan-kawasan tempat para pengunjuk rasa bentrok dengan polisi selama sepekan. Para pejabat dari kantor Perdana Menteri Adel Abdul Mahdi, bertemu pemimpin protes dari Baghdad dan provinsi-provinsi lain guna membahas tuntutan-tuntutan mereka. Abdul Mahdi dan Presiden Barham Salih mengatakan, mereka berusaha memenuhi tuntutan-tuntutan tersebut.
Tapi tidak ada rincian bagaimana mereka akan menanggapi. Pihak berwenang tidak mengatakan, mengapa larangan keluar rumah tersebut dicabut. Ketua parlemen negara itu mengusulkan, adanya perbaikan perumahan bagi orang miskin, dan peluang pekerjaan bagi anak muda. Juga memeriksa mereka yang telah membunuh para pemerotes. Irak mengalami kerusuhan paling mematikan sejak ISIS dikalahkan di 2017 lalu.
Komisi Tinggi HAM secara semi resmi mengatakan, pasukan keamanan telah menahan ratusan orang, karena berunjuk rasa. Tetapi kemudian melepaskan kembali mereka. Dikatakan lebih 3.000 orang luka-luka dalam kerusuhan yang terjadi beberapa hari. Para penembak jitu dari kepolisian menyerang para pemerotes. Pasukan keamanan kemudian melepaskan peluru tajam, gas air mata dan menembakkan air. Pasukan keamanan telah menuding para pria bersenjata bersembunyi di antara pengunjuk rasa dan menembak polisi. Tercatat beberapa personel polisi meninggal.