Pengungsi Gempa Ambon Terus Bertambah karena Kabar Bohong
AMBON – Beredarnya kabar atau informasi bohong (hoaks), yang menyebut akan ada gempa susulan lebih besar disertai tsunami, membuat jumlah warga yang mengungsikan ke lokasi penampungan sementara di Ambon terus bertambah.
“Setiap hari, data jumlah pengungsi dari tiga wilayah terdampak gempa magnitudo 6,5 pada Kamis (26/9/2019) yakni Kota Ambon, kabupaten Maluku Tengah dan Seram Bagian Barat (SBB) berubah-ubah,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Maluku, Farida Salampessy.
Berdasarkan rapat koordinasi tim satgas Penangulangan Darurat Bencana Provinsi Maluku, pada Sabtu (5/10/2019), ada kecenderungan jumlah pengungsi atau penyintas meningkat. Hal itu dikarenakan bermunculannya kabar bohong.
Menyangkut kenaikan jumlahnya, Farida belum bisa memastikannya karena tim sedang melakukan pendataan dan verifikasi di lapangan. “Data resminya baru akan disampaikan, karena masih diverifikasi. Tetapi data sementara jumlahnya sebanyak 95.256 jiwa dan tersebar di berbagai tempat penampungan sementara yakni kota Ambon, 2.940 jiwa, Maluku Tengah 50.250 jiwa dan SBB 42.066 jiwa,” jelasnya.
Kerusakan bangunan rumah di tiga daerah tersebut mencapai 6.523 unit, terbanyak di Maluku Tengah 4.895 rumah, terdiri dari rusak ringan 2.374 unit, rusak sedang 1105 uni, rusak berat 1.416 unit. Di Kabupaten SBB sebanyak 1.080 rumah, terdiri dari rusak ringan 795 unit, rusak berat 285 unit, sedangkan Kota Ambon, 548 rumah yakni rusak ringan 305 unit, rusak sedang 147 unit dan berat 96 unit.
Korban meninggal dunia mencapai 38 orang, tersebar di Kota Ambon 13 orang, Maluku Tengah 15 orang dan SBB 10 orang. Sedangkan korban luka-luka tercatat Kota Ambon 27 orang luka ringan, Maluku Tengah 72 orang luka ringan dan 18 lainnya luka berat, kemudian kabupaten SBB tiga orang luka berat dan 29 lainnya luka ringan.