Sawara, Kearifan Lokal Masyarakat Koja Doi Memelihara Lingkungan
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
MAUMERE – Kelestarian alam bawah laut di perairan desa Koja Doi dan mangrove di sepanjang pesisir pantai tentu menjadi tantangan besar untuk menjaga.
“Masyarakat desa Koja Doi memiliki kearifan lokal yang telah diwariskan turun temurun oleh para leluhur agar menjaga laut dan alam,” kata Yance Moa, pembina BUMDes Monianse, desa Koja Doi kecamatan Alok Timur, kabupaten Sikka, NTT, Minggu (20/10/2019).
Yance menjelaskan, ada tradisi kearifan lokal terkait budaya daerah yang mengatur keseimbangan manusia dan lingkungannya serta mengatur manusia dan lautnya.
Bagi masyarakat desa Koja Doi, laut kata dia, merupakan pendapatan masyarakat yang juga berprofesi sebagai nelayan. Kearifan lokal ini dinamakan Sawara yang tetap bertahan sampai saat ini.
“Adanya sawara yang mengatur hubungan manusia dengan alam sekitarnya membuat masyarakat tidak melakukan kegiatan menangkap ikan menggunakan bom dan racun serta alat tangkap lainnya,” ujarnya.
Masyarakat kata Yance, tetap menjaga lestarinya kearifan lokal dan tetap aktif melakukan konservasi serta perlakuan lebih ramah lingkungan khususnya isu sampah plastik.
Hampir sebagian masyarakat di desa Koja Doi jelasnya, dikenal sebagai pelaku wisata, pelaku kebersihan sehingga bisa menambah jumlah kunjungan ke desa wisata ini.
“Dalam waktu dekat bertepatan dengan ritual budaya yang biasa dilakukan akhir tahun dengan kearifan lokalnya sawara, pesan-pesan warisan leluhur ini akan dilaksanakan tanggal 28 November 2019 berpusat di perairan dangkal depan pulau Koja Doi,” terangnya.