Suhu Panas, Es Cendol Bubur Sumsum di Lamsel Laris Manis

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG – Kemarau dengan suhu udara yang tinggi, menjadi berkah bagi pedagang minuman keliling. Ahmad, pedagang es cendol bubur sumsum, menyebut permintaan minuman menyegarkan banyak diminati warga. Sebagai pedagang keliling, ia bisa menjual sekitar 200 porsi es cendol bubur sumsum dalam sehari. Rasa haus saat suhu panas membuat es cendol bubur sumsum banyak diburu.

Menurut Ahmad, es cendol bubur sumsum merupakan varian minuman yang cukup digemari berbagai kalangan. Minuman tradisional tersebut merupakan warisan keluarganya yang berasal dari Serang, Provinsi Banten.

Mencoba peruntungan sebagai pedagang minuman, ia merantau dan menetap di Desa Kelaten, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan.

Setiap hari, ia berkeliling dengan motor yang diberi dudukan khusus untuk semua bahan yang akan diracik saat ada permintaan.

Sejumlah bahan yang disiapkan pada menu es cendol bubur sumsum, cukup beragam. Ia membawa toples berisi juruh atau kuah gula aren sebagai pemanis alami, bubur sumsum dengan warna hijau daun pandan, mutiara dari tepung aci, santan, cendol tepung beras dan es batu sebagai penyegar. Semua bahan tersebut dibuat bersama sang istri sejak pagi, sehingga bisa dijual keliling menjelang siang.

Bubur sumsum dari beras dengan pewarna daun pandan sebagai campuran es cendol buatan Ahmad, yang ditemui di Desa Kelaten, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan, Sabtu (26/10/2019). -Foto: Henk Widi

“Berjualan minuman memang harus memanfaatkan waktu siang hari, tapi saat musim kemarau sejak pagi saya sudah berkeliling ke sejumlah sekolah dan ke kampung-kampung, menjajakan es cendol bubur sumsum,” ungkap Ahmad, saat ditemui Cendana News, Sabtu (26/10/2019).

Lihat juga...