TNKS Pantau Harimau Sumatra dengan Kamera Tersembunyi
Editor: Koko Triarko
Diakuinya, bahwa berdasarkan pemantauan yang dilakukan, secara kuantitas populasi ‘kucing rimba’ tersebut memang telah mengalami penyusutan.
“Penyebab menyusutnya diduga akibat aktivitas perburuan atau sengaja membunuhnya dan tidak sedikit pula terbunuh tanpa disengaja. Termasuk juga akibat makin terdesaknya wilayah mencari makan,” jelasnya.
Ia menyebutkan, bahwa dari pemantauan lapangan, populasi harimau Sumatra diperkirakan hanya tinggal puluhan pasang saja di Wilayah TNKS.
“Berdasarkan pantauan kamera tersembunyi yang dipasang di beberapa titik di hutan TNKS, diperkirakan kawanan harimau Sumatra hanya sekitar 70an pasang saja,” terangnya.
Diungkapkanya, bahwa pengurangan pupolasi itu diakibatkan oleh beberapa faktor, termasuk karena aksi pembabatan hutan dan illegal logging, yang pada akhirnya membuat kawanannya menjadi terdesak.
Karenanya dengan melibatkan masyarakat, pihaknya juga mensosialisasikan agar jangan ada lagi illegal logging. Karena dampaknya tidak hanya kepada lingkungan, tapi habibat yang hidup di dalam hutan itu turut merasakan dampaknya.
“Jangan salahkan harimaunya masuk ke perkampungan, karena manusia itu sendiri telah merusak rumahnya yang ada di hutan,” tegasnya.
Sebab, perbuatan itu membuat kawanan harimau Sumatra tidak punya ruang yang cukup untuk bisa bertahan hidup sebagaimana mestinya. Pembabatan hutan juga mengakibatkan serangkaian tindakan ancaman lainnya bagi harimau Sumatra.
“Artinya tidak sekadar membabat, namun ada pula kegiatan tambahan. Misalnya, setelah membabat mereka melakukan perburuan. Pembabatan dan perburuan biasanya serangkai. Selain itu, dengan terjadinya pembabatan hutan, dengan sendirinya habitat dan lingkungan harimau Sumatra juga terdesak. Demikian pula dengan sumber makananya juga terancam habis,” tutupnya.