Warga Lamtim Konservasi Bekas Galian Pasir dengan Tanaman Produktif
Redaktur: Muhsine E Bijo Dirajo
LAMPUNG — Warga Lampung Timur (Lamtim) memanfaatkan lahan bekas galian pasir untuk pertanian dan konservasi lingkungan. Berbagai macam tanaman seperti kelapa, keluwih, jengkol dan sejumlah pohon produktif, tumbuh subur di daerah yang didukung aluran air tersier dari sungai Way Sekampung tersebut.
Mukamir, warga setempat menyebutkan, sejak puluhan tahun silam kawasan Kecamatan Pasir Sakti, Lamtim seluas ribuan hektare dikenal sebagai area tambang pasir alami. Aktivitas penambangan sistem terbuka menyisakan lahan gersang.
Warga Desa Mekarsari tersebut mengungkapkan, moratorium penambangan pasir yang diberlakukan sejak 2017 silam menyebabkan sejumlah galian tambang pasir berhenti operasi.
Ia yang memiliki lahan seluas dua hektare memilih sebagian bekas galian pasir menjadi lokasi menanam sayuran, singkong dan berbagai tanaman kayu serta multi purpose tree species (MPTS) berupa tanaman buah buahan.
“Lahan saya justru sudah berhenti ditambang pasirnya sejak sepuluh tahun silam dan ditanami dengan berbagai pohon kayu agar tidak ditumbuhi semak belukar, sebagian tanaman buah bisa dipanen dan kayu dijual sebagai bahan bangunan,” ungkap Mukamir saat dikonfirmasi Cendana News, Rabu (30/10/2019).
Semula Mukamir menanam sebanyak 50 batang akasia daun kecil. Pohon yang bisa ditebang usia 6 tahun dimanfaatkan untuk pembuatan bahan bangunan, pintu dan jendela. Perbanyakan benih akasia memakai biji menurutnya membuat tanaman akasia bisa berkembang dengan cepat.
“Ratusan pohon akasia yang dirawat dengan perempelan ranting membuat tanaman tumbuh lurus dan tegak,” ungkap Mukamir.
Kayu akasia disebutnya bisa dijual dengan sistem borongan per pohon rata rata Rp500.000. Jenis pohon produktif kelapa, keluwih, jengkol dan petai dijual bagian buah saat panen.