15 Negara Anggota RCEP Sepakati Negosiasi Berbasis Teks
BANGKOK, THAILAND — Negosiasi berbasis teks (text-based negotiations) yang memuat pokok-pokok pengaturan serta hak dan kewajiban telah disepakati oleh 15 negara yang terlibat dalam Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP).
Dalam Pernyataan Bersama yang dirilis para pemimpin negara RCEP usai Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-3 RCEP di Nonthaburi, Thailand, Senin (4/11), disebutkan bahwa kesepakatan tersebut mencakup 20 bab perundingan, kecuali isu akses pasar dan legal scrubbing yang masih harus diselesaikan oleh seluruh negara yang terlibat sebelum target penandatanganan perjanjian tersebut dilakukan pada November 2020.
Sementara itu, India disebut memiliki masalah luar biasa yang signifikan yang masih belum terselesaikan.
“Semua negara RCEP akan bekerja bersama untuk menyelesaikan masalah-masalah ini dengan cara yang saling menguntungkan. Keputusan akhir India akan tergantung pada solusi yang terbaik dari masalah ini,” demikian bunyi pernyataan tersebut.
Keengganan India untuk membuka pasarnya telah menjadi salah satu faktor penentu utama dalam perundingan RCEP, mengingat adanya kekhawatiran di India bahwa perjanjian perdagangan seperti RCEP dapat merugikan produsen dalam negeri karena mereka bersaing dengan barang yang relatif lebih murah, yang datang dari pasar lain.
Munculnya kekhawatiran itu disebabkan pertumbuhan yang melambat, bisnis kecil dan menengah yang masih terhuyung-huyung dari efek reformasi, serta ekonomi India yang sedang berjuang menciptakan lapangan kerja yang cukup bagi tenaga kerjanya, demikian dilaporkan CNBC.
Namun, belum disepakatinya text-based negotiations oleh India tidak menandakan negara tersebut keluar dari RCEP.