Bulan Mati Berdampak Positif pada Hasil Tangkapan Teri
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
LAMPUNG – Bulan mati atau kondisi bulan belum memasuki fase terang memberi dampak positif bagi nelayan tangkap dan produsen pengawetan ikan.
Hasan, nelayan bagan congkel di Dusun Muara Piluk, Desa Bakauheni, Kecamatan Bakauheni, Lampung Selatan (Lamsel) menyebut bulan mati membuat ia mudah mendapat tangkapan. Ikan teri jengki, teri katak, teri nasi, ikan selar, japuh dan cumi cumi mudah ditangkap.
Fase bulan mati sehingga laut gelap saat malam hari memberi keuntungan bagi nelayan. Menggunakan bagan congkel penangkap teri, ia dan kru kapal yang kerap disebut bidak melaut sejak sore.
Jenis ikan teri dan berbagai jenis ikan laut pelagis yang hidupnya berkelompok mudah diperoleh dari perairan Selat Sunda. Wilayah tangkapan favorit berada di perairan dekat Gunung Anak Krakatau dan perairan Timur Lamsel.
Pada fase bulan mati, jenis ikan yang dominan diperoleh menurut Hasan adalah teri dan cumi-cumi. Kedua jenis hasil tangkapan tersebut banyak diminati oleh produsen pengawetan ikan dengan proses perebusan.
Sebagian diminati oleh produsen ikan teri tawar yang diawetkan dengan proses pengeringan tanpa garam. Sekali melaut rata-rata nelayan bagan congkel mendapat hasil tangkapan 30 hingga 40 cekeng.
“Hasil tangkapan tidak menentu namun sejak fase bulan mati hasil tangkapan cukup melimpah sehingga usaha pengawetan teri, cumi dan ikan asin diawetkan secara tawar bisa berjalan dengan baik,” ungkap Hasan salah satu nelayan Bakauheni saat ditemui Cendana News, Sabtu (30/11/2019).
Melimpahnya hasil tangkapan bersamaan dengan fase bulan mati ikut mendorong tumbuhnya usaha kuliner. Hasan menyebut sejumlah produsen ikan teri tawar yang dibuat menjadi sambal teri kerap memesan sebanyak 10 cekeng saat ia mendarat.