Hujan Sudah Turun, Lahan Gambut di Lampung Timur Masih Terbakar
Editor: Mahadeva
LAMPUNG – Hujan sudah melanda wilayah Lampung Timur. Namun belum berdampak terhadap kebakaran lahan gambut di daerah tersebut.
Karyono, petani sekaligus pemilik ternak kambing menyebut, hujan pada Kamis (14/11/2019) dan Jumat (15/11/2019), hanya menyiram bagian atas lahan gambut. Padahal lahan gambut yang terbakar memiliki kedalaman sekitar tiga hingga empat meter dari permukaan. Luas lahan yang terbakar selama musim kemarau mencapai ratusan hektare. Sebagian lahan gambut digunakan untuk lahan pertanian padi, kebun karet dan kelapa sawit.
Terbakarnya lahan gambut karena imbas suhu panas karena kemarau. Dampaknya, ilalang dan berbagai jenis rumput terbakar. Api yang membakar rumput kering merembet ke lahan pertanian. Hujan selama dua hari, dengan intensitas sedang, hanya membasahi bagian atas lahan.
Sejumlah titik lokasi terbakar bahkan masih mengeluarkan asap, karena api masih membakar dibagian dalam gambut. Sementara, proses pemadaman api telah dilakukan sejak sebulan silam. Namun, titik api baru muncul dan merembet ke lahan pertanian.
“Hujan yang turun selama dua hari belum mampu memadamkan titik api pada lahan gambut, bahkan usai hujan dua hari panas semakin menyengat, menambah luasan lahan gambut yang terbakar,” ungkap Karyono kepada Cendana News, Sabtu (16/11/2019).
Karyono menyebut, kebakaran pada lahan gambut kembali terjadi pada Sabtu (16/11/2019). Kebakaran di lahan gambut disebutnya, sengaja tidak dipadamkan warga, karena tidak memiliki peralatan pemadaman yang memadai. Sejumlah warga yang memiliki lahan pertanian memilih membuat parit air, memanfaakan air dari bekas galian pasir. Parit air yang dibuat, menjadi cara melokalisir area terbakar dengan lahan pertanian.