Investasi Sumur Bor, Alternatif Petani di Lamsel

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

LAMPUNG – Investasi modal dalam bentuk sarana pengairan sumur bor, jadi alternatif petani di Lampung Selatan (Lamsel).

Muhtar, pemilik lahan pertanian di Dusun Sideder, Desa Banjarmasin, Kecamatan Penengahan menyebut modal besar dikeluarkan petani agar tetap bercocok tanam saat kemarau. Sebagian petani memilih membuat sumur bor dengan modal Rp6 juta hingga Rp10 juta.

Sejumlah petani yang tergabung dalam kelompok tani (Poktan) Intan Jaya mendapat bantuan fasilitas sumur bor. Sumur bor bantuan Kementerian Pertanian untuk usaha pertanian menjadi harapan bagi petani.

Sebab dengan modal awal senilai Rp15 juta untuk jasa pengeboran, instalasi pipa dan listrik petani mendapat pasokan air bersih. Meski sebagian mendapat bantuan dari poktan, warga yang memiliki modal membuat sumur bor swadaya.

Pembuatan sumur bor mandiri dilakukan oleh sejumlah warga sejak dua tahun silam. Sebab bersamaan dengan adanya proyek pembuatan sumur bor di sejumlah titik, warga menyadari pentingnya investasi sarana.

Melalui fasilitas sumur bor tersebut, Muhtar menyebut dalam jangka beberapa kali panen modal bisa kembali. Meski diberi bantuan modal fasilitas, anggota Poktan tetap melakukan iuran bulanan untuk pemeliharaan alat.

“Bantuan modal dalam bentuk sumur bor menjadi investasi jangka panjang, terlihat mahal di awal namun nilai manfaatnya sangat besar bisa untuk pengairan lahan pertanian sekaligus sebagai sumber air bersih saat kemarau,” ungkap Muhtar saat ditemui Cendana News, Senin (11/11/2019).

Melalui fasilitas sumur bor Muhtar menyebut, sebagian petani masih bisa menanam sayuran. Sebab saat kemarau dengan lahan yang mengering petani tidak memungkinkan melakukan proses penanaman padi.

Lihat juga...