Kondisinya Memprihatinkan, Museum AK Gani Perlu Dibenahi
“Kami ingin masyarakat dan pemerintah lebih peduli terhadap keberadaan museum ini, memang Museum AK Gani dikelola secara kekeluargaan, namun bantuan berbagai pihak tetap dibutuhkan agar sejarahnya terus mengalir ke generasi penerus,” kata Erwan.
Museum Mayjen dr. AK Gani seluas 15 Hektar di Jalan Mangkunegara saat ini sudah terpasang papan informasi Cagar Budaya nomor urut 16 dengan Nomer Registrasi Nasional (Regnas) PO2017122000001, namun nomor SK Wali Kota Palembang tidak tertera.
Mayjen dr. AK Gani dikenal luas sebagai seorang dokter, namun keahliannya di bidang politik, militer, seni, pemerintahan dan ekonominya diakui dalam sejarah Indonesia serta memiliki andil besar karena menjaga Ir. Soekarno selama dua bulan di Palembang sebelum sang proklamator diasingkan ke Bengkulu.
Ia lahir di Palembayan Sumatera Barat pada 16 September 1905 dan meninggal di Palembang pada 23 Desember 1968 (63 tahun), jenazahnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Bukt Seguntang Palembang.
Mayjen dr. AK Gani menjadi orang pertama yang mengibarkan bendera merah putih dan membacakan teks proklamasi di Kota Palembang, ia baru diberikan gelar Pahlawan Nasional pada 2007 masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Jabatan tertingginya yakni menjadi Wakil Perdana Menteri merangkap Menteri Kemakmuran pada Kabinet Amir Sjarifudin I pada 1946 – 1948.
Saat ini namanya populer sabagai nama ruas jalan di berbagai daerah dan diabadikan menjadi nama rumah sakit militer Kesdam II Sriwijaya di Benteng Kuto Besak Palembang, sebab ia juga yang pertama kali menjadi Pangdam II Sriwijaya sekaligus Gubernur Sumsel pada 1949. (Ant)