PONTIANAK – Berbagai kendala masih dihadapi oleh para petugas Penyuluh Keluarga Berencana (PKB), terutama bagi mereka yang ditugaskan ke desa binaan yang jauh dan terpencil, seperti akses jalan yang kondisinya sulit dilalui karena rusak.
“Namun, hal ini tidak menjadi penghalang kami untuk terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat di setiap desa binaan kami. Kedatangan tim ekspedisi pelayanan KB bergerak DAS Kapal Bandong ini menjadi penyemangat, dengan ramainya warga yang datang dan mendapatkan sosialisasi tentang KB MKJP,” kata Petugas KB Desa Ampar Bedang, Kecamatan Binjai Hulu, Kabupaten Sintang, Maulidin, di Sintang, Minggu (3/11/2019).
Ia mengatakan, untuk penggunaan KB di seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Sintang ini, kesadaran masyarakatnya sudah cukup tinggi, termasuk di desa binaannya. Namun, itu hanya sebatas penggunaan KB suntik dan pil saja, sedangkan penggunaan KB MKJP, seperti IUD, implan, tubektomi (wanita) dan vasektomi (pria) belum sepopuler penggunaan KB pil dan suntik.
“Hingga saat ini, memang masih sedikit masyarakat di desa binaan kami yang tahu dan mau menggunakan KB MKJP. Ini menjadi tantangan kami untuk terus menyosialisasikan penggunaan KB MKJP ini,” ujarnya.
Menurutnya, semua petugas PKB di Kecamatan Binjau Hulu ini kerap sekali turun ke desa untuk memberikan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat terkait KB MKJP.
“Di Kecamatan Binjai Hulu, kami sering turun ke desa untuk mensosialisasikan KB MKJP. Namun warga saat kita ajak beralih ke KB MKJP, selalu beralasan takut,” katanya.
Hal ini juga di benarkan oleh Kuanda, salah satu petugas PKB Binjai Hulu lainnya. Kuanda mengatakan, perasaan takut masyarakat itu kebanyakan dipengaruhi adanya stigma, bahwa KB MKJP itu adalah pemasangan susuk dan sebagainya.