Petani Kacang Hijau di Lamsel Masih Bisa Panen

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG – Meski kemarau berlangsung lama, sejumlah petani di Lampung Selatan masih bisa menanam kacang hijau dan kacang tolo, sebagai bahan pembuatan kecambah atau tauge, dan bahan baku bubur.

Samen, petani di Desa Gandri, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan, mengaku masih bisa menanam kacang hijau di dekat aliran sungai Pergiwo. Lahan seluas satu hektare ditanami kacang hijau dengan bibit 20 kilogram.

Menurutnya, penanaman kacang hijau mendukung usaha kuliner pembuatan bubur dan kecambah atau tauge. Panen kacang hijau yang bisa dilakukan setelah usia 60 hari, membuat pasokan tetap terjaga dengan sistem penanaman terjadwal.

Lahan seluas satu hektare ditanami kacang hijau tahap pertama usia 60 hari, dan lahan berikutnya memasuki usia tanam 30 hari.

Penanaman terjadwal menjadi cara agar bahan baku selalu terpenuhi. Kacang hijau yang dipanen saat polong mulai mengering usai dijemur, bisa digunakan sebagai bahan pembuatan kecambah dan bubur.

Samen menekuni usaha pembuatan kecambah dan pembuatan bubur yang dilakukan oleh sang anak yang berjualan keliling. Bahan baku yang diperoleh dari kebun miliknya membuat ia bisa mendapatkan hasil harian.

Wiyono, petani kacang tolo atau tunggak yang kerap dijadikan kecambah, saat ditemui di Desa Gandri, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan, Sabtu (2/11/2019). -Foto: Henk Widi

“Kecambah dibuat dengan teknik perendaman dengan air hangat, lalu disimpan dalam wadah daun pisang hingga siap dijual sebagai bahan pembuatan kuliner soto ayam, kue bakwa, gado gado dan pecel,” ungkap Samen, saat ditemui Cendana News, Sabtu (2/11/2019).

Lihat juga...