Saluran Air di Sejumlah Wilayah Surabaya Alami Pendangkalan
SURABAYA – Saluran air di sejumlah wilayah di Kota Surabaya, Jawa Timur, mengalami pendangkalan akibat sedimentasi (pengendapan) lumpur, sehingga kondisi tersebut rentan menyebabkan banjir, terutama saat memasuki musim hujan seperti saat ini.
Kepala Bidang Pematusan, Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Kota Surabaya, Syamsul Hariadi, mengatakan pihaknya saat ini rutin melakukan pengerukan saluran air di berbagai kawasan.
“Kegiatan bersih-bersih dilakukan, untuk mengembalikan kapasitas saluran sesuai fungsinya,” ujarnya, Jumat (8/11/2019).
Berdasarkan pantauan Satgas DPUBMP di sejumlah lokasi, lanjut dia, ditemukan saluran air yang mengalami pendangkalan, akibat sedimentasi. Kondisi tersebut rentan menyebabkan banjir, terutama saat memasuki musim hujan karena kapasitas saluran tak mampu menampung aliran air.
Syamsul mengemukakan, hingga Oktober 2019 volume sedimen berupa tanah maupun sampah yang terkumpul mencapai 45 ribu dump truck. Satu dump truck, berisi 6 meter kubik, sehingga volume kerukan sekitar 270 ribu meter kubik.
“Kalau penuh, satu dump truck berisi 7 hingga 8 meter kubik. Kenapa diisi 6 meter kubik, khawatirnya kalau diisi penuh bisa membahayakan, sebab bisa tumpah di jalan. Makanya, ada space setengah meter lebih,” jelasnya.
Ia menyebut, sedimentasi saluran air di antaranya disebabkan oleh kondisi topografi Kota Surabaya yang datar, sehingga saluran air yang sebelumnya tingginya dua meter, akibat sedimentasi menjadi satu meter.
“Kapasitas yang harusnya terisi air, terisi sedimen lumpur maupun campuran sampah dan sebagainya. Dengan kegiatan pengerukan saluran, ketika hujan, jika sebelumnya berisi sedimen, kembali terisi air,” terang Syamsul.