Soeyono, Mantan Pengawal: Pak Harto Pegang Teguh Falsafah Jawa
Editor: Koko Triarko
JAKARTA – Letnan Jenderal TNI (Purn), Soeyono, mengisahkan kenangannya ketika selama 4,5 tahun menjadi ajudan Presiden ke-2 RI, Jenderal Besar HM Soeharto. Di mata Soeyono, Pak Harto adalah sosok pemimpin bangsa yang jujur, disiplin, rendah hati dan pendengar yang baik.
“Selain bos saya, Pak Harto adalah orang tua saya dan guru yang banyak memberi pelajaran hidup, tidak melulu teoritis, tapi praktik kehidupan sehari-hari,” kata Soeyono, kepada Cendana News, saat ditemui di TMII, Jakarta, belum lama ini.
Selama mendampingi, Soeyono menyaksikan langsung kebiasaan dan sisi lain pribadi Pak Harto. Hingga dia sangat mengenal gerak-gerik tubuh Pak Harto yang penuh makna. Misalnya, saat Pak Harto menerima tamu, tapi kurang berkenan.
“Itu ada gerakan-gerakan tidak seperti biasa, misalnya menepuk-nepuk tangan di paha. Atau Beliau tiba-tiba mengambil air minum. Itu menandakan sudah selesai. Jadi, sesuatu jarang dialami orang lain, saya bisa melihat, mempelajari dan paham bahasa tubuh Beliau,” ungkapnya.
Dalam mencari para menteri untuk membantunya menjalankan roda pembangunan, Pak Harto sangat mumpuni, tidak asal mengangkatnya. Tetapi, jauh sebelumnya melakukan investigasi dengan mencari data-data tentang sepak terjang orang yang akan diangkatnya menjadi menteri dalam kabinet.
“Pak Harto sebagai manajer negara adalah ahli dalam head hunter atau mencari pemimpin. Beliau sangat mumpuni, ngumpulin data sendiri. Sehingga dalam memilih menteri, jarang sekali ada yang dihentikan di tengah jalan,” ungkapnya.
Di mata Soeyono, Pak Harto juga sosok pemimpin yang sangat agamis. Menurutnya, Pak Harto selalu mengingatkan, bahwa hubungan Tuhan dengan manusia itu kapan saja bisa terjadi. Ada frekuensi khusus yang bisa nyambung dalam balutan doa-doa yang dipanjatkan kepada Illahi Robbi.