Tengkorak

CERPEN ARIANTO ADIPURWANTO

Ia menekuni kata demi kata yang diukir di atas lontar itu, mencocokkannya dengan jalur-jalur yang tergurat samar-samar di atas selembar kulit.

Setelah berjam-jam berkutat dengan naskah-naskah kuno warisan nenek moyangnya itu, tak pelak lagi, disitulah makam manusia yang selama ini ia cari: Naq Colaq, orang terkaya yang mati ratusan tahun lalu, terbunuh oleh orang-orang yang berusaha merebut hartanya. ***

Catatan Kaki:
Melawahang: Menimbulkan petaka.
Epe: Kamu (halus).
Tawingan: Tempat membuang sampah.
Roah: Zikir.
Keroncong: Genta untuk ternak yang terbuat dari kayu.

Arianto Adipurwanto, penulis yang tinggal di Selebung, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Kumpulan cerpen terbarunya Bugiali (Pustaka Jaya, 2018).

Redaksi menerima cerpen.  Naskah orisinal, hanya dikirim ke Cendana News, belum pernah tayang di media lain, baik cetak, online dan juga buku. Kirim karya Anda ke editorcendana@gmail.com. Disediakan honorarium bagi karya yang ditayangkan.

Lihat juga...