Cegah Tipes dengan Vaksinasi dan Imunomodulasi

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Dari permasalahan-permasalahan tersebut, kemudian Winarsih memiliki ide, daripada mengobati sebaiknya demam tifoid dicegah dengan cara vaksinasi dan imunomodulasi. Dimana dua prosedur tersebut pada prinsipnya adalah meningkatkan kekebalan tubuh dari seseorang supaya tidak terserang penyakit infeksi.

Vaksin akan menimbulkan kekebalan yang spesifik melawan infeksi yang menyebabkan atau bakteri penyebabnya.

“Jadi misalnya vaksin untuk mengatasi demam tifoid itu tadi, maka vaksinnya dibuat dari sebagian atau seluruhnya dari bakteri Salmonella,” sebutnya.

Sedangkan kalau imunomodulasi menggunakan senyawa yang disebut imunomodulakto yang menghasilkan kekebalan tubuh secara umum atau bisa melawan semua jenis penyakit infeksi.

“Jadi saya kemudian berinovasi untuk mengkombinasikan dua prosedur tersebut untuk mencegah terjadinya penyakit demam tifoid. Terkait dua proses tersebut kami sudah melakukan penelitian invivo pada hewan coba mencit,” imbuhnya.

Pada penelitian tersebut bahan imunomodulasi diambil dari dinding sel jamur candida albicans yang mengandung senyawa glukan. Kemudian diformulasikan menggunakan pembawa iscom dan liposom.

Kedua pembawa tersebut harus digabungkan dengan candida vaksin maupun candida imunomodulator agar bahan aktif tidak rusak oleh enzim-enzim saluran cerna.

“Hasilnya ternyata memang bagus sekali. Keduanya candida vaksin maupun candida imunomodulator dari dinding sel itu ternyata dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Semua parameter respon kekebalan bagus dan meningkat,” tandasnya.

Kemudian hasil akhirnya kedua formulasi tersebut bisa menurunkan jumlah bakteri di usus dan juga menghambat penyebaran bakteri ke dalam limpa dan hati.

Lihat juga...