Dirut BEI: Pertumbuhan Pasar Modal Indonesia Tertinggi di ASEAN

Editor: Koko Triarko

JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) secara resmi menutup perdagangan bursa efek, pada Senin (30/12). Tercatat, ada 55 perusahaan yang melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offring/IPO) di BEI sepanjang 2019. Ada pun total jumlah Perusahaan Tercatat saham di BEI kini mencapai 668 perusahaan. 

“Kita menjadi pasar modal dengan pertumbuhan tertinggi di ASEAN tahun ini,” ujar Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi, pada seremoni penutupan perdagangan bursa saham tersebut, di Gedung BEI Jakarta, Senin (30/12/2019).

Inarno mengungkapkan, bahwa 2019 merupakan tahun yang penuh dinamika dan memiliki sejumlah tantangan, sehingga memberi dampak terhadap kinerja Perusahaan Tercatat di BEI maupun terhadap pergerakan IHSG di sepanjang 2019.

Dirut BEI, Inarno Djajadi di acara penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia 2019, di Gedung BEI Jakarta, Senin (30/12/2019). –Foto: Amar Faizal Haidar

Kendati demikian, Inarno tetap bersyukur atas keberhasilan mencatatkan sejumlah pencapaian yang membanggakan bagi kemajuan Pasar Modal Indonesia.

“Kita bisa melihat, jumlah investor saham yang meningkat 30 persen menjadi 1,1 juta investor saham berdasarkan Single Investor Identification (SID),” tukasnya.

Berdasarkan data juga, jumlah total investor di Pasar Modal meliputi investor saham, reksadana dan surat utang telah mencapai 2,48 juta investor (SID) atau naik lebih dari 50 persen dari 2018, yakni sebanyak 1,62 juta investor.

Selain itu, aktivitas pencatatan efek di BEI pada tahun ini diikuti oleh 14 pencatatan Exchange Traded Fund (ETF) baru, 2 Efek Beragun Aset (EBA), 2 Obligasi Korporasi Baru (diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat yang baru pertama kali mencatatkan efeknya di bursa), 2 Dana Investasi Real Estate Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (DIRE-KIK) dan 1 Dana Investasi Infrastruktur Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (DINFRA).

Lihat juga...