Warga Melayu Batam Biasa Lakukan Doa Tolak Bala saat Gerhana Matahari

Ilustrasi - Gerhana Matahari. [Px]

BATAM — Warga Melayu Kota Batam, Kepulauan Riau biasa melakukan doa tolak bala setiap terjadi gerhana matahari, untuk mendoakan agar daerah itu terhindar dari mala petaka.

“Biasanya ada doa tolak bala sekaligus Shalat Gerhana,” kata Ketua Rukun Khasanah Warisan Batam Machmur Ismail di Batam, Senin (23/12/2019).

Doa tolak bala, biasanya dilakukan di masjid-masjid kampung.

Sayangnya, pada fenomena gerhana matahari cincin tahun ini, ia mengatakan belum mengetahui apakah ada kampung yang menggelar doa tolak bala atau tidak.

Doa tolak bala gerhana matahari cincin, kata dia, dilakukan sesuai dengan syariat Islam. Karena akar budaya Melayu adalah Islam.

“Tidak ada larung, menghanyutkan barang-barang ke laut,” kata dia.

Sementara itu, sejumlah pelaku usaha pariwisata bersama Pemerintah Kota Batam, menawarkan paket wisata gerhana matahari cincin kepada wisatawan dalam dan luar negeri.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam, Ardiwinata mengatakan paket wisata yang dijual, termasuk akomodasi dan amenitas di Pulau Galang, yang disebut sebagai lokasi terbaik menyaksikan gerhana matahari cincin pada 26 Desember 2019.

Menurut Ardi, sebenarnya gerhana matahari cincin bisa disaksikan di beberapa tempat, namun yang paling bagus di Pulau Galang, sekitar Jembatan V.

Karenanya, paket wisata yang ditawarkan kepada wisman, antara lain menyaksikan di lokasi terbaik, di sekitar Pulau Galang.

Selain di Pulau Galang, kegiatan serupa juga dilaksanakan di sekitar kawasan wisata Dendang Melayu, Jembatan I dan Dataran Engku Putri.

“Pemerintah, bersama Batan juga melaksanakan lokakarya, demi memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai apa itu gerhana matahari cincin. Ini merupakan peristiwa yang terjadi 365 tahun sekali,” kata Ardi.

Lihat juga...