Harga Durian di Lamsel Stabil Meski Produksi Turun
Editor: Koko Triarko
LAMPUNG – Kemarau panjang menyebabkan produktivitas buah durian di Lampung Selatan, menurun. Pedagang pun mengalami kelangkaan stok. Namun, kondisi tersebut tak serta-merta membuat harga jual buah durian mengalami kenaikan.
Ferry, pedagang musiman buah durian di Desa Pasuruan, Kecamatan Penengahan, menyebut pasokan berasal dari sejumlah kecamatan yang mengalami masa panen, di antaranya durian jenis keong, ketan, petruk dan montong.
Menurut Ferry, pembuahan pada tahun ini terkendala cuaca panas. Sejumlah pemilik pohon durian yang masih berbuah umumnya berada di kaki Gunung Rajabasa dan dekat aliran air. Penurunan produksi durian tersebut membuat pedagang durian yang kerap menjamur di tepi Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum), berkurang.
Ferry mendapatkan pasokan buah durian sebagian dari wilayah Lamsel dan Tanggamus. Sistem tebas atau membeli dari pohon di wilayah Desa Banjarmasin, Kecamatan Penengahan, membuat ia bisa menjual dalam jumlah banyak.
“Pada musim tahun ini, satu pohon rata-rata hanya menghasilkan sekitar 100 buah dari semula sekitar 250 buah per pohon,” kata Ferry, saat ditemui Cendana News di tepi Jalan Lintas Sumatra, Sabtu (7/12/2019).
Namun, kata Ferry, produksi buah yang menurun tidak mengakibatkan harga jual buah durian melonjak, karena konsumen memilih membeli durian dalam jumlah terbatas.
Menurut Ferry, durian jenis ketan dan keong dengan ciri khas warna kuning seperti mentega banyak diminati. Ia menjual buah durian menyesuaikan ukuran, kecil, sedang hingga besar. Buah durian dijual Rp30.000 hingga Rp60.000 per buah, sebagian dijual dengan sistem gandengan. Proses mencicipi buah dilakukan dengan membelah atau menusuk daging buah sebelum dibeli konsumen.