Kaleidoskop Jakarta, Dari Revitalisasi Trotoar hingga Pemecatan Kepala Dinas

Editor: Mahadeva

Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Hari Nugroho mengatakan, saat ini fokus pengerjaan masih pada bagian konstruksi. “Setelah dibongkar trotoar lamanya lalu di-marking, pembesian dan dicor, kalau kita bicara pakai beton dekoratif atau stamp concrete, itu dicor baru dibentuk dekoratifnya. Tapi kalau batu alam andesit tinggal langsung pasang,” kata Hari.

Masyarakat menunggu alat transportasi massal, yang terintegrasi antarmoda, di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (26/12/2019) sore – Foto Lina Fitria

Tak hanya revitalisasi trotoar, ada pula penataan transportasi massal. Pemprov DKI Jakarta mengaku serius menyempurnakan integrasi antarmoda transportasi.  Upaya yang dilakukan, dengan meningkatan jumlah rute Transjakarta, dari 109 di 2017 bertambah menjadi 220 rute di 2019. Jumlah armada juga bertambah dari 2.380 di 2017, menjadi 3.548 armada di tahun 2019. Moda transportasi di Jakarta diklaim semakin terintegrasi melalui program Jak Lingko. Trans Jakarta tersambung dengan dengan Moda Raya Terpadu (MRT) dan Lintas Rel Terpadu (LRT). Selama uji publik 11 Juni hingga 13 Oktober 2019, LRT sudah melayani 798.000 penumpang.

Dengan penyempurnaan yang dilakukan, penggunaan transportasi umum di Jakarta diklaim meningkat pesat. Dalam dua tahun terakhir, jumlah penumpang Transjakarta naik hampir dua kali lipat ke kisaran 640.000 orang per-hari. Sebagai perbandingan, sejak program ini dimulai pada 2004, hingga 2017 jumlah rata-rata penumpang harian hanya ada di kisaran 300.000 penumpang.

Di 2019, DKI Jakarta juga diramaikan dengan kebijakan pencopotan kepala dinas, karena kinerja yang dinilai kurang baik. Seperti yang dialami Pelaksana Tugas Harian (Plt) Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI, Alberto Ali, yang tergoyang kasus penghargaan Adikarya Wisata bagi diskotek Colesseum beberapa waktu lalu.

Lihat juga...