Memahami Pergeseran Medan Magnetik Bumi
Editor: Makmun Hidayat
JAKARTA — Menanggapi ramainya isu medan magnetik yang bergeser di sosial media, Kepala Sub Bidang Analisis Geofisika Potensial dan Tanda Waktu Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Suaidi Ahadi, ST, MT menyatakan pergerakan kutub magnetik bumi pada kutub bumi merupakan suatu hal yang alami dan selalu terjadi secara berulang.
“Kutub magnetik bumi memang memiliki kecenderungan untuk berhimpit dengan kutub utara sebenarnya dari bumi. Untuk kutub utara bumi ini patokannya adalah WGS 84 yang merupakan kesepakatan dari seluruh ahli di seluruh dunia,” kata Suaidi di Gedung C Kantor BMKG Jakarta, Senin (30/12/2019).
Ia menjelaskan, kutub magnetik bumi dapat terlihat jika menggunakan kompas. “Kalau Kutub Utara Bumi, itu yang ada di peta. Yang didasarkan pada garis semu koordinat geografis,” urainya lebih lanjut.
Suaidi menyatakan setiap tahunnya, kutub magnetik bumi akan bergerak mendekati kutub utara bumi. Siklusnya sendiri terjadi dalam kurun 400 juta tahun.
“Gerakan ini merupakan suatu siklus dan suatu kewajaran. Tapi yang dipantau oleh para ahli, sejak tahun 1960, terjadi perubahan yang cukup signifikan. Pergeseran yang cukup signifikan ini bisa terlihat dengan semakin seringnya terjadi gempa kecil hingga gempa berskala besar,” ujarnya.
Tapi, ia menekankan bahwa pergerakan ini memang berlangsung lambat, sehingga efeknya tidak terlalu terasa oleh manusia.
Selanjutnya, Suaidi memaparkan pergeseran kutub magnetik ini mempengaruhi pergerakan lempeng benua maupun samudera.
“Salah satu fungsi dari medan magnet bumi adalah menyebarkan energi dari gerak lempeng. Sehingga jika saat lempeng ini bergerak, maka yang terjadi adalah seringnya gempa berskala kecil atau sedang. Nanti kalau kutub magnetik bumi berhimpit dengan kutub utara bumi, frekuensi gempa akan berkurang tapi jika terjadi maka skalanya akan besar,” papar Suaidi.