Menteri PPPA: Perempuan Tidak Bisa Dipisahkan dari Sejarah
PALEMBANG — Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, I Gusti Ayu Bintang Darmawati mengatakan, perempuan tidak dapat bisa dipisahkan dengan sejarah kemerdekaan bangsa.
Hal ini karena kaum perempuan berperan serta dalam merebut kemerdekaan, kata menteri dalam sambutan tertulisnya yang disampaikan Pangdam II/Sriwijaya Mayjen TNI Irwan dalam peringatan hari Ibu di Palembang, Senin (23/12/2019).
Jadi pada hakikatnya peringatan hari Ibu untuk mengingatkan seluruh rakyat Indonesia sebagai momentum kebangkitan bangsa, kata menteri.
Oleh karena itu peringatan yang dilaksanakan setiap tahun itu untuk mengingatkan seluruh rakyat Indonesia terutama generasi muda akan arti dan makna hari ibu.
Tekad dan perjuangan kaum perempuan untuk mewujudkan kemerdekaan dilandasi oleh cita-cita dan semangat persatuan kesatuan menuju kemerdekaan lndonesia yang aman, tenteram, damai, adil dan makmur.
Hal ini sebagaimana dideklarasikan pertama kali dalam Kongres Perempuan lndonesia pada tanggal 22 Desember 1928 di Yogyakarta.
Untuk itu sebagai apresiasi atas gerakan yang bersejarah tersebut, peringatan hari Ibu ditetapkan setiap tanggal 22 Desember sebagai hari nasional, sekaligus sebagai tonggak sejarah bagi bangsa lndonesia dan diperingati setiap tahunnya, baik di dalam dan luar negeri.
Menurut menteri, peringatan hari Ibu ke-91 adalah titik awal gerakan “percepatan” pemberdayaan perempuan di berbagai bidang pembangunan dan memberikan perlindungan bagi perempuan untuk mewujudkan arahan Presiden, sehingga tema utama yang diangkat dalam PHI ini adalah “Perempuan Berdaya lndonesia Maju”.
Pada kesempatan tersebut, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mengajak semua perempuan untuk terus maju, mampu menjadi sosok yang mandiri, kreatif, inovatif, percaya diri, dan tentunya akan bersama laki-laki menjadi kekuatan besar yang memastikan terwujudnya SDM unggul dan berdaya saing menuju lndonesia maju.