Menuju Pusat Sains Dunia, TMII Sajikan Peragaan Teknologi
Redaktur: Satmoko Budi Santoso
Pengunjung khususnya anak-anak yang tadinya hanya penghayal seperti apa ada fenomena sains, setelah melihat langsung, Syahrial berharap mereka ke depan bisa menjadi sainstis handal yang bisa membuat bom, nuklir, pesawat, senjata dan lainnya.
“Karena yang kita tanamkan budaya Iptek, bukan hanya menghayal tapi juga belajar, menyaksikan langsung dan menyentuh alat peraga itu. Diharapkan mereka terinspirasi mencintai iptek, lebih kreatif dan jadi saintis,” ujarnya.
Wahana berbasis teknologi lainnya adalah Digital World. Di wahana ini jelas dia, pengunjung dapat menyaksikan ragam perkembangan dunia digital termasuk permainan dengan kamera.
Seperti permainan ‘Augmented Reality’.
“Di wahana ini, anak-anak dapat duduk atau berdiri dengan tubuh digerakkan. Nanti binatang-binatang kutup, seperti ikan hiu dan beruang menghampiri mereka mengajak bercanda atau menyerang. Tapi ini fenomena hanya dapat dilihat melalui lensa kamera saja,” tandasnya.
Dalam rangka mempopulerkan atau membudayakan sains kepada masyarakat, PP-IPTEK berjalin kerjasama dengan berbagai perguruan tinggi dan lembaga untuk mengadakan lokakarya dan lomba. Juga berbagai kegiatan interaktif seperti demonstrasi roket, sanggar kerja IPTEK, dan peneropongan matahari.
Karena menurutnya, untuk menuju Scince Center kelas dunia 2025, maka wahana-wahana dan alat peraga yang ada di PP-IPTEK, juga harus disejajarkan dengan negara lain. Seperti Singapura, Malaysia, Australia dan Thailad.