Misinformasi Perusak Bangsa Harus Ditangani secara Global
DEPOK – Pegiat Klinik Digital Vokasi Universitas Indonesia (UI), Devie Rahmawati, mengatakan misinformasi yang telah mengguncang dunia politik dan menjadi ‘virus’ pengganggu serta perusak keutuhan sebuah bangsa perlu ditangani secara global.
“Di bidang kesehatan, dampaknya juga telah berhasil menghilangkan nyawa manusia. Tidak ada satu pun aspek kehidupan yang imun dari ‘virus’ ini,” kata Devie di Depok, Jawa Barat, Minggu (15/12/2019).
Devie mengatakan, saat ini percepatan aliran misinformasi, melebihi produksi informasi-informasi yang kredibel, sehingga perlu penanganan yang cepat guna menangkal misinformasi tersebut.
Atas masalah itu, Google memberikan beasiswa kepada Devie Rahmawati (Vokasi Humas UI), Rizki Ameliah (Siberkreasi) dan Giri Lukmanto (Mafindo) untuk menghadiri Trusted Media Summit, APAC 2019 di Kantor Google di Singapura pada 6-11 Desember 2019.
Devie mengatakan, kegiatan ini merupakan ajang global yang luas karena dihadiri peserta yang berasal dari lebih dari 20 negara, di antaranya Amerika Serikat, Australia, Cina, India, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Vietnam dan lainnya.
“Semua materi kurikulum ini meringankan kami untuk tinggal menyesuaikan dengan konteks Indonesia,” katanya.
Menurut Devie, pertemuan lintas negara ini sangat membantu untuk dapat menengok inisiatif global dalam upaya melahirkan vaksin ‘antivirus’ misinformasi yang mengancam keutuhan dan kedaulatan negara.
Devie menjelaskan, program Vokasi Humas UI sudah memulai sebuah komunikasi awal untuk melakukan kolaborasi riset dan sosialisasi literasi media bersama dengan Sabariah Mohamed Salleh (Universiti Kebangsaan Malaysia), Songyi (Beijing Foreign Studies University), Robin Jindal (Central University of Punjab, India), Tham Nguyen (Hong Bang International University, Vietnam), Nobuyuki Okumura (Mushashi University, Tokyo) dan Tim dari Community Media Foundation (Korea Selatan).