Panen Tetap Berkualitas, Petani di Bakauheni Terapkan Top Working
Editor: Mahadeva
LAMPUNG – Petani di Desa Kelawi, Kecamatan Bakauheni, Lampung Selatan menerapkan sistem top working pada budi daya tanaman buah yang dilakukan.
Sahbana, salah satu petani buah menyebut, top working menjadi cara untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi buah. Proses tersebut dilakukan tanpa merombak pohon yang sudah tumbuh. Top working dilakukan pada tanaman alpukat, jengkol, petai dan durian. Sebagai sentra buah alpukat, membuatnya melakukan top working pada pohon alpukat varietas sipit asia dan miki.
Pemilihan pohon dewasa yang sudah tidak produktif, dan memadukan bibit tanaman muda produktif, menjadi cara untuk menghasilkan buah yang lebih baik. Selama ini, top working menjadi pilihan upaya peremajaan tanaman. Tekhnik yang diterapkan, menyiapkan bakal benih untuk top working dari bibit berkulitas. Bibit tersebut berasal dari persemaian yang telah disiapkan dengan sistem sambung pucuk.
Setelah pohon indukan alpukat diperoleh, maka batang harus dipotong dalam posisi miring. “Setelah dipotong, biarkan tumbuh tunas baru agar mendapatkan calon batang atau dikenal dengan entres, yang akan disambungkan dengan bibit buah alpukat yang sudah disiapkan,” papar Sahbana, saat ditemui Cendana News di kebun buah miliknya, Senin (16/12/2019).
Pemilihan bibit yang berkualitas dan tepat, menjadi kunci dari top working bisa menghasilkan buah yang lebat. Setelah batang entres tumbuh, biasanya dua bulan usai batang utama dipotong, proses sambung sisip bisa dilakukan. Proses sambung sisip dilakukan dengan membuat lubang pada batang baru, untuk menyisipkan tanaman baru yang telah disiapkan. Satu batang bisa disambung pada lebih dari tiga tunas.