REMBANG – Pemerintah Pusat diminta lebih peduli dan perhatian terhadap petani garam di Tanah Air, karena potensi garam lokal ketika dikelola dengan baik dipastikan bisa bersaing dengan garam impor.
“Potensi garam lokal sebetulnya juga cukup besar, namun karena tata kelolanya yang kurang baik, mengakibatkan banyak garam lokal yang tidak terserap di pasar secara maksimal,” kata anggota Komisi VI DPR RI, Marwan Jafar, di sela-sela reses yang berlangsung di Kabupaten Rembang, Senin (30/12/2019).
Akibatnya, lanjut dia, harga garam saat musim panen selalu jatuh sehingga tidak menguntungkan para petani. Di sisi lain, keran impor garam juga masih tetap dibuka sehingga banyak kalangan yang menganggap hal itu berdampak pada harga jual garam lokal di pasaran makin rendah, karena diduga banyak garam impor yang merembes ke pasaran menjadi garam konsumsi.
Untuk itulah, dia meminta pemerintah membatasi impor garam agar petani garam di Tanah Air benar-benar diberdayakan.
Ia optimis, ketika tata kelola garam sudah berjalan dengan baik, seperti keberadaan PT Garam bisa menyerap garam petani secara optimal, tentunya petani juga makin diuntungkan.
“Jika setiap musim panen produksinya meningkat, maka dengan suplai berlebih sesuai hukum ekonomi harga jualnya juga akan turun. Jika hal ini sudah sering terjadi setiap tahunnya, maka perlu ada tata kelola garam yang lebih baik agar petani tetap untung,” jelasnya.
Pada kondisi yang makin sejahtera tersebut, lanjut dia, kemampuan petani dalam memproduksi garam juga perlu ditingkatkan, agar kualitas garam yang dihasilkan makin meningkat agar bisa memenuhi standar yang diinginkan industri.