Protes di India Merebak, Turis Hindari Taj Mahal
Taj Mahal, yang terletak di kota Agra, menarik lebih dari 6,5 juta wisatawan setiap tahun, menghasilkan hampir 14 juta dolar AS per tahun dari biaya masuk. Seorang turis asing membayar 1.100 rupee (sekitar 15 dolar) untuk memasukinya, meskipun warga negara dari negara tetangga mendapat diskon.
Manajer di hotel-hotel mewah dan wisma tamu di sekitar Taj Mahal mengatakan pembatalan menit-menit terakhir selama musim perayaan semakin mengurangi sentimen bisnis pada saat pertumbuhan ekonomi negara itu melambat menjadi 4,5%, laju paling lambat dalam lebih dari enam tahun.
Dalam upaya untuk menekan kekerasan dan kerusuhan, pihak berwenang telah menangguhkan layanan internet seluler di Agra.
“Memblokir internet telah mempengaruhi perjalanan dan pariwisata di Agra sekitar 50-60%,” kata Sandeep Arora, presiden Yayasan Pengembangan Pariwisata Agra yang beranggota lebih dari 250 operator tur, hotel, dan pemandu.
Amerika Serikat, Inggris, Rusia, Israel, Singapura, Kanada, dan Taiwan telah mengeluarkan peringatan perjalanan yang meminta warganya untuk tidak mengunjungi atau untuk berhati-hati ketika mengunjungi daerah-daerah yang dilanda protes di India.
Jayanta Malla Baruah, kepala Assam Tourism Development Corp, mengatakan bahwa negara bagian itu, tempat konsentrasi badak bercula satu terbesar di dunia, dikunjungi rata-rata oleh 500.000 wisatawan selama Desember.
“Tapi kali ini, karena protes yang sedang berlangsung dan peringatan perjalanan dari berbagai negara, jumlahnya turun sampai 90%,” katanya. (Ant)