Sanggar Limpapeh Lestarikan Budaya Minangkabau di TMII
Editor: Koko Triarko
JAKARTA – Gerakan lincah penari belia berpadu ayunan tangan dengan tubuh berputar mengikuti arahan pelatih. Tangan mungilnya memegang piring, begitu sigap seirima gerakan tubuh dan hentakan langkah kaki. Piring-piring itu diayun dengan gerakan cepat dan teratur, tanpa terlepas dari genggaman tangan.
Begitu pula dengan lima penari belia lainnya. Lenggokan gemulai mereka dengan tangan memegang payung warna merah motif bunga, sangat mempesona.
Sebagian dari mereka, juga sangat antusias mengayunkan tangan seirama gerakan tubuh. Kelincahan tarian yang dibawakan menggambarkan kebersamaan kehidupan petani.
Pemandangan memukau ini menghiasi halaman Anjungan Sumatra Barat Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Rabu (25/12/2019) sore.
Mereka sedang berlatih menari Piring, Payung dan Panen khas Minangkabau di bawah naungan Sanggar Limpapeh binaan Diklat Seni Anjungan Sumatra Barat TMII.
Dengan mengenakan seragam kaos merah bertuliskan Sanggar Lampipeh di punggungnya, mereka berlatih setiap Rabu dan Minggu pukul 16.00-21.00 WIB.
Pelatih Sanggar Limpapeh, Malfilindo Koti, mengatakan ketiga tarian itu berasal dari Minangkabau, Sumatra Barat. Tari Piring adalah salah satu seni tari tradisonal yang berasal dari kota Solok, Sumatra Barat.
Tari Piring ini merupakan ritual ucapan rasa syukur masyarakat kepada dewa-dewa, setelah mendapatkan hasil panen yang melimpah ruah. Tarian ini juga sebagai sarana hiburan yang memberi warna tersendiri bagi penontonnya.