Tumis Kulak Damakh, Kuliner Jamur Khas Musim Hujan
Editor: Koko Triarko
LAMPUNG – Olahan berbahan jamur atau mushroom kerap disajikan sebagai kuliner unik yang lezat dan bernutrisi. Salah satunya, jamur damar. Jamur ini tergolong sudah langka, dan hanya bisa ditemui setahun sekali di musim penghujan.
Siti Nurjanah, warga Desa Padan, Kecamatan Penengahan, Lampung Selatan, menyebut jamur damar cukup istimewa, karena muncul setahun sekali menjelang musim penghujan. Jamur ini tumbuh di pohon damar.
Pohon damar atau Agathis dammara merupakan salah satu pohon yang banyak tumbuh di kaki Gunung Rajabasa. Tanaman tersebut tumbuh secara alami, dan sebagian dibudidayakan untuk diambil getah atau harsnya. Di era 1990an, pohon damar masih mudah ditemui, namun mulai berkurang populasinya.
Menurut Siti Nurjanah, dari sekitar 20 pohon damar yang pernah dimilikinya kini hanya tinggal lima pohon. Saat penghujan tiba, warga kerap berburu jamur damar yang tumbuh di bagian akar pohon atau batang yang sudah lapuk.
Butuh ketelitian untuk memperoleh jamur damar yang masih segar. Jamur damar menjadi salah satu pilihan bahan kuliner untuk menghasilkan sajian yang lezat.
“Pohon damar yang saya miliki ada di kebun, sehingga mudah dipanen sembari mencari bumbu dapur jenis cabai, daun jeruk untuk memasak jamur dengan cara ditumis, kami menyebutnya tumis kulak damakh dalam bahasa Lampung,” ungkap Siti Nurjanah, saat ditemui Cendana News sedang membuat tumis jamur, Sabtu (21/12/2019).
Usai mendapatkan jamur damar, Siti Nurjanah menyebut segera melakukan proses pembersihan. Bagian jamur yang didominasi warna putih kecoklatan akan dibersihkan pada bagian kulit. Pembersihan dilakukan memakai sikat halus dengan sedikit mungkin memakai air, karena pencucian memakai air akan mengurangi rasanya yang halus. Pembersihan dilakukan untuk menghilangkan debu dan kotoran.