WALHI DIY Harap Pohon Rawan Tumbang Diinvetarisasi
Sedangkan ke tiga, selama ini pemangkasan hanya dilakukan pada sisi yang dibutuhkan. Misalnya, ada dahan pohon karena sudah mengganggu jalan dan atap atau terlalu rimbun, lalu dipangkas sedangkan kondisi akarnya tidak diperhatikan.
“Sehingga memicu pohon roboh ketika terjadi hujan disertai angin kencang,” katanya.
Kepala Bidang Kebersihan dan Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman, Junaidi, mengatakan pihaknya akan melakukan pemetaan kawasan yang memiliki banyak pohon rawan tumbang.
“Perkiraan kami ada sekitar 100 batang pohon di Sleman rawan tumbang. Itu merupakan pohon perindang jalan. Kondisinya sudah kering dan sukar diobati,” katanya.
Menurut dia, titik keberadaan pohon-pohon rawan tersebut menyebar di sejumlah wilayah di Sleman, dan jalan satu-satunya untuk mengatasi itu adalah menebangnya.
“Kalau untuk usia pohon tidak sampai 100 tahun, paling tua sekitar 50 tahun. Untuk jenis-jenisnya angsana, mahoni, glodokan, tanjung, bungur,” katanya.
Ia mengatakan, pihaknya akan mengamati lagi titik-titik keberadaan pohon rawan tumbang. Untuk saat ini, prioritas pengamatan di kawasan yang sering terdampak bencana.
“Namun, tetap tanpa mengabaikan wilayah lain yang tidak potensi bencana,” katanya. (Ant)