Awal Tahun, Purwokerto Diprediksi Mengalami Kenaikan Inflasi

Redaktur: Satmoko Budi Santoso

Kepala Bank Indonesia (BI) Purwokerto, Agus Chusaini, Senin (6/1/2020) di kantor BI Purwokerto menjelaskan tentang inflasi. Foto: Hermiana E. Effendi

PURWOKERTO –Memasuki awal tahun 2020, pada bulan Januari ini, Bank Indonesia (BI) Purwokerto memprediksi inflasi di Purwokerto mengalami peningkatan sampai 1 – 1,3 persen (mtm). Kenaikan inflasi ini, antara lain karena pengaruh kenaikan tarif BPJS Kesehatan.

“Kenaikan tarif BPJS Kesehatan berpotensi mempunyai dampak pada inflasi kelompok kesehatan. Tentu tidak hanya tarif BPJS penyumbang inflasi, tetapi juga dipicu oleh kenaikan cukai rokok dan kenaikan harga komoditas makanan seperti telur, ayam ras dan lainnya,” terang Kepala BI Purwokerto, Agus Chusaini, Senin (6/1/2020).

Lebih lanjut Agus menjelaskan, angka inflasi pada bulan Januari 2020 ini, meningkat dibanding Desember 2019 yang hanya pada kisaran 0,51 persen (mtm). Mengingat, awal tahun ini diikuti dengan berbagai kenaikan tarif yang ditentukan pemerintah, seperti cukai rokok dan BPJS Kesehatan.

“Kenaikan harga beras yang berbarengan dengan musim tanam juga ikut mendorong laju inflasi bulan Januari 2020,” jelasnya.

Dan secara tahunan, inflasi Purwokerto pada 2020 diperkirakan berada pada kisaran 2,5 persen sampai dengan 3,0 persen (yoy) atau berada dalam rentang target inflasi 3±1 persen (yoy).

Sejauh ini, potensi terbesar yang mendorong laju inflasi, lanjut Agus, masih didominasi bahan makanan. Ditambah dengan faktor cuaca serta meningkatnya permintaan barang dan jasa secara umum pada hari besar keagamaan dan periode liburan.

Sementara risiko inflasi dari sisi eksternal antara lain, kenaikan harga komoditas impor sebagai dampak dari fluktuasi nilai rupiah dan kondisi perdagangan dunia.

Sebagai perbandingan, pada bulan Desember 2019, inflasi di Purwokerto 0,51 persen (mtm) dan meningkat dibanding inflasi bulan November 2019 yang hanya 0,15 persen (mtm).

Lihat juga...