Bulan Purnama, Nelayan di Padang tak Melaut
Editor: Koko Triarko
PADANG – Komoditas ikan di sejumlah pasar di Kota Padang, Sumatra Barat, mengalami kelangkaan sejak beberapa hari terakhir, menyebabkan harga jual tinggi. Kelangkaan ikan terjadi karena menurunnya hasil tangkapan nelayan, akibat bulan purnama. Di momen purnama ini, banyak nelayan memilih untuk tidak melaut.
Salah seorang nelayan di Padang, Karimis, mengatakan, sejumlah nelayan memilih tidak melaut pada bulan purnama, karena akan sulit untuk menangkap ikan di suasana terang di laut.
“Jadi kita sebagai nelayan kalau sudah datang bulan purnama itu tidak melaut. Kalau dipaksakan, bakal pulang pergi lelah saja,” katanya, Senin (13/1/2020).
Ia menyebutkan, biasanya kondisi seperti itu tidak akan berlangsung lama, yakni sekitar 15 hari. Namun untuk nelayan seperti pukat dan payang, masih tetap turun ke laut, karena tidak terpengaruh bulan purnama.
“Kalau untuk nelayan kecil atau bagan jelas berpengaruh, dan untuk nelayan yang bagan di atas 30 GT masih tetap melaut,” ujarnya.
Sementara, Milna, ibu rumah tangga di Bandes Padang, mengatakan, kenaikan harga ikan di pasaran mencapai 100 persen. Ada ikan teri basah yang biasanya Rp5.000 per onggok, sekarang Rp15.000 per onggok.
Menurutnya, selain harga ikan yang naik, jenis ikan yang dijual pun terbatas. Biasanya ada ikan tongkol, ikan tuna, kerapu, kepiting, cumi-cumi, gembolo, dan ikan teri basah.
“Sekarang yang ada cuma ikan teri basah, tapi malah mahal harganya,” pungkasnya.